Radang Paru Masih Menjadi Penyebab Kematian Balita

Radang Paru Masih Menjadi Penyebab Kematian Balita-, Radang paru-paru atau orang awam menyebutnya radang paru paru basah di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan yang serius, terutama untuk anak-anak, sejak 1,5 abad yang lalu. Penyakit karena infeksi balita menjadi pembunuh terbesar kedua setelah diare. Dalam satu tahun sekitar ribu 127 mati dari radang paru-paru, atau sekitar 13,2 persen dari semua kematian bayi.


"Saya harus menekankan fakta ini, sehingga kita menyadari betapa seriusnya masalah ini pneumonia. Kita sering begitu terpesona oleh kebangkitan kembali infeksi seperti flu burung atau ebola, dan lupa bahwa ancaman sebenarnya untuk kami balita di hadapan, "kata Dr. HM Subuh MP PM Direktur Jenderal pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan, setelah memberikan arah dalam Seminar Pneumonia hari dunia 2014, di Yogyakarta, Sabtu (11/15/2014).

Lebih lanjut Dawn mengatakan dalam 1,5 abad terakir telah ada tidak ada terobosan signifikan dalam memecahkan usaha radang paru-paru atau radang paru-paru, maka infeksi tetap di tempat kedua sebagai penyebab utama kematian pada anak-anak, setelah diare.

"Menyebabkan diare 37 persen dari kematian dan 13 persen dari radang paru-paru. Jadi 50 persen kematian pada anak-anak di bawah umur lima disebabkan oleh diare dan radang paru-paru, "kata Dawn.

Kematian yang tinggi karena diare dan radang paru-paru, pergi fajar, disebaban karena rendahnya kualitas lingkungan, baik karena limbah, polusi udara dan air yang terkontaminasi. Selain itu, juga karena kurangnya perhatian masarakat pada kebiasaan yang sehat.

"Jika kita bisa terbiasa dengan hidup bersih, cuci tangan dengan sabun dalam menjalankan air, ASI eksklusif, imunisasi, seimbang nutrisi dan mencegah anak-anak dari asap, risiko radang paru-paru akan sangat rendah Rokok," katanya.

Fajar menambahkan diare dan radang paru-paru tidak murni masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial. Lintas-sektoral kerjasama diperlukan untuk penanganan. Selain langkah-langkah pencegahan, untuk mengurangi kematian akibat pneumonia, kualitas pelayanan kesehatan dan pusat kesehatan tingkat primer saya juga perlu ditingkatkan.

Selain kemampuan tenaga medis di deteksi dini radang paru-paru, fasilitasnyapun perlu ditingkatkan. "Banyak kasus kematian bayi akibat pneumonia, karena keterlambatan dalam pengobatan. Pasien sudah dalam keadaan akut sesak napas, kami menyadari karena radang paru-paru. Kondisi akan menjadi lebih buruk ketika dalam layanan pusat tidak tersedia keehatan utama cukup oksigen untuk segera memberikanpertolongan pertama, "tutupnya.

Nah, untuk informasi tentang kesehatan lainya dapat anda simak hanya di obat paru paru basah